"Your beliefs become your thoughts, Your thoughts become your words, Your words become your actions, Your actions become your habits, Your habits become your values, Your values become your destiny.”
― Mahatma Gandhi

Lentera Hati

Senin, 28 November 2011
Lentera malam membenamkan hati.......,
Senja datang...,pagi hilang....,
Risau awan menderu kencang....,
Meronta-ronta mencari jawaban....,
Terjebak....,tersungkur....,
Lelah meniti tangga demi tangga
Menyusun lagi....,Terjatuh lagi...,
Panjatt...,Panjatt...,
Tapaki apa yang ingin kau tapaki
Sesak nafas biarkan tertahan...,
Desau dorongan mereka...,
biar jadi tongkat penyangganya....,
Biarkan ombak memukul karang
Biarkan api membakar batu...,
Biarkan hujan membasahi tubuh...,
dan...,Pastikan setelahnya....,
Pelangii kan datang


lamunan Hati

irama mengayuh lembut di dada..,
bagai sebuah orkestra..,
membuai lamunan hati
terenggut dalam sebuah cerita cinta
termakan oleh kata yang bertuan
hanyut dalam kebimbangan hati
getar nada dalam simfoni cinta
mengalun indah di relung hati ini
lembut menyapa dinding hati..,

Seelok Matahari tak Serendah Padi

Jumat, 25 November 2011


Tak semudah itu dan tak sepolos itu bukan seperti kertas yang tanpa noda tapi seperti kertas yang abis kecebur comberan. Mata menamng selalu bisa melihat tapi mata hati ia seperti bunga jika ia banyak di siram pasti ia akan tumbuh bagus dan banyak orang yang ingin dekat dengannya, tapi sebaliknya dan kalian harus tau itu. Sayanggnya ia memang seperti bunga matahari megah,mewah tapi mengapa ia tak bisa merunduk sedikit saja, bukan harus menjadi bunga yang layu tapii mengapa ia tak bisa menjadi seperti padi semakin ia berisi semakin ia memberi manfaat semakin ia merunduk merendahkan diri. Hari berjalan semakin cepat bak seorang pelari maraton pemenang juara pertama.Ia pun semakin dewasa semakin sukses meraih mimpi dan cita-cita nya.Melahap habis semua pelajaran ,masuk dalam perguruan tinggi terkenal di ibukota mendapat pekerjaan dengan posisi paling atas hanya dalam beberapa bulan setelah ia masuk. Sungguh sangat membanggakan.Banyak orang yang kagum padanya bagaimana tidak usia 23 thn sudah memimpin sebuah perusahaan advertising yangcukup terkenal,banyak orang yang berdecak kagum .Ia benar-benar menjadi matahari Indah.Mewah.Megah.Mempesona. Di kota orang ia sangat terkenal dengan semua kelebihannya . Tapi ia benar-benar lupa dimana ia tinggalkan ari-arinya.
Dibesarkan di tanah yang masih terbilang subur untuk ditanami tanaman dan sekarang ia benar-benar subur di aspal yang ditumbuhi oleh gedung-gedung. Baju kumal? ahhmungkin sudah dibuang atau bahkan mungkin ia lupa mempunyai baju kumal. Jas,pakaian denagn merek terkenal dan dengan harga tinggi mungkin sudah berlemari-lemari. Semua itu berkat ayahnya yang membawanya menjadi gadis dengan prestasi cemerlang. Berkat 13 thn yang lalu ahh apakah itu harus disebut anugerah.
                                                                           ***
"Kio....,Kio...,?"
"ya...,bu..,sebentar kio masih asyik main sama Ener...,"
"Ener..,pulang dulu ya..?nanti dicari ibu looh.." ibu kio membujuk agar kio dan ener ener berhenti bermain.
"Ayo..,nak pulang dulu sudah sore besok lagikan masih bisa main lagi..,ener sudah pulang tuh...." dengan tampang sebal kio pun menuruti perintah ibunya langkah kaknya bergerak mengikuti ibunya.
"ibu dari mana saja seharian baru pulang ?"
harap-harap cemas kio mengatakannya.Menghela nafas..."ibu dari kantor pengadilan" terasa berat helaan nafasnya.
"Ayah mana bu..?" kio mencoba memastikan ayahnya berada di rumah baru pulang bersama ibunya."Ayah ..,tidk akan tinggal di rumah ini lagi nak.."sambil membelai lembut rambut anaknya yang masih baru berusia 7th saat itu. "Mengapa ayah tak tingal disini ?" air matanya mulai berair , sambil mengusap lembut wajah anaknya, inunya mencoba menjelaskan. "Untuk saat ini ayah belum bisa tingal disini tapi mungkin ayah akan kembali menjemput kio suatu hari nanti" ibunya mencoba menahn air matanya agar tak jatuh di depan anak satu-satunya. "Kio ingin ayah tingal disini bersama-sama seperti dulu lagi" suaranya mulai terdengar resah "Kio..,pasti suatu hari mnanti kio akan tau mengapa ayah tak bisa tinggal disini,kio pasti nanti akan mengerti" lembut sekali ibunya membelai rambut anaknya."Kio ingin ayah disini..,"pertahanan air matanya tak bisa ia bendung lagi. Ibunya memeluknya mencoba berkata melalui rintihan hati memeluk denagn pelukan hangat penuh makna kasih dan sayang berkata bahwa tak apa ii takkan apa-apa masih ada ibu yang menemanimu.
Langit berubah warna bulan berganti matahari. Semua orang kembali menata harinya untuk melangsungkan kehidupan bejalan berlari mengejar waktu menjemput asa yang ingin mereka genggam. Waktu yang terlalu cepat berlari atau ia yang terlalu lama melangkah. Sehingga sang pemilik nyawa harus mengambil seeorang yang kio sayangi saat kio masih berusia 10th. Sebelum janji khidupan yang lebih baik terpenuhi. Kio harus rela melepaskan ibunya untuk pergi selama-lamanya takkan pernah kembali sekalipun untuk menengok apalagi membelai lembut rambut lurusnya. Saat air matanay mengalir dras saat bendungan di matanya tak tertahannakn lagi,ayahnya datang menjemput kio dan menjemput janji kehidupan yang lebih baik. Dan sejak itlah ia di didik agar menjadi bunga matahari,dikagumi banyak orang.Megah.Mewah.Indah.Mempesona. Tapi ayahnya lupa tak mengajarinya bagaimana ilmu padi itu.

sedikit crita

Kamis, 24 November 2011
huuuft akhirnya blognya bisa jg masukk
stelahhh sebelll bgt arrrghtt
selamat semoga blog yang baru bisa buat...,
buat aku senangg

sahabat simfoniku

Berpilin....,berputar...,
Menyapa lagi dari...,
Cerita yang bertuan...,
Simfoni bernada...,
Berpendar-pendar di ujung otak..,
Berlarik-larik kisah...,
Terbujuk kaku...,terpaku...,
Namun hati masih bergetar....,
Tali persahabatan yang takkan lepas...,
Terikat...,sangat kuat...,
Tak ada yang mengaitkan...,
Namun selalu terikat....,
Tak ada yang menghubungkan...,
Namun selalu terhubung...,