"Your beliefs become your thoughts, Your thoughts become your words, Your words become your actions, Your actions become your habits, Your habits become your values, Your values become your destiny.”
― Mahatma Gandhi

note,

Rabu, 25 Januari 2012
setiap hari itu penting. Hari-hari memiliki hak masing-masing untuk mendapatkan keberuntungan kejutan yang di dapat. Tapi kadang kala hari juga bisa mencekik kita membuat kita ingin cabut dari hari. Tapi hari-hari ku panttang untuk di lewati untuk hanya sekedar berdiam diri di dalam sangkar yang sempit.

Detak Dunia Detak Akhir

gemerlap dunia..,
petakaa..,
insan Berdansa.Menari.Menyanyi
Dawai asmara berdentang..,
insan dunia...,mereka...
mesra menata dunia..,
Petir menyambar...,
atap dunia cukup untuk melindungi lampu cahaya
kelip bintang..,
mereka tak perlu..,
di ganti dengan lampu yang menyala terang...,
degup...,detak...nada...,
itu yang mereka dengar..,
dekap erat dunia..,
tak merasa...,
mempunyai batas..,
batas akhir..,
akhir dari segala akhir
insan...,tatalaah akhirat
karena jarum jam tak selalu berdentang..,

Hanya di benakku

jantungku bergetar...
dawai asmaraku bernyanyi..,
menyejukkan.membuai angan
terbayang sketsa wajahnya...,
di benakku..,hanya di benakku..,
       rasa yang terlanjur tumbuh
       menerjang hati tanpa ampun
       mengharapkan balasan
       tanpa penghapusan...,
aku berdiri di tengah dingin hati
angin..,menyapa menenangkan hati
aku bersimpuh memejamkan mata
penerimaan yang menyakitkan
      rindu tak berperi..,
      hanya rindu tanpa obat
      terpaku hanya di buai angan
      hanya buaian angin...,

Apa kata Bintang

Sabtu, 07 Januari 2012
                                                            by: Gita Gutawa

ku tak tau apa yang yang terjadi
pada hariku kini....
tak ku mengerti...

 getar ini belum pernah  ada
 tak pernah ku rasakan
 selama ini...,
    
    malu-malu aku mengakuinya
     karena aku kini belum dewasa...,

berjuta cahaya datang padaku
menari dengan nyanyikan lagu tentangnya
duhai bintang mungkinkah yang ku rasa..,
apakah sudah saatnya untuk ku menyukainya

sekarang ku sering melamun
dan ku juga sering bercermin
ooo..,mengapa ini ?

Ayah "seventeen

Kamis, 05 Januari 2012
Engkaulah nafasku
yang menjaga di dalam hidupku
kau tak pernah lelah
sebagai penompang dalam hidupku
kau berikan aku semua yang terindah

Aku hanya memanggilmu Ayah
disaat aku kehilangan arah
aku hanya mengingatmu ayah
jika aku tlah jauh darimu

Lagu ibu "Rafly"


"Lembut kukenang, kasihmu ibu
di dalam hati ku kini menanggung rindu
... kau tabur kasih seumur masa
bergetar syahdu, ooh di dalam nadiku

9 bulan ku dalam rahimmu
bersusah payah, oh ibu jaga diriku
sakit dan lelah tak kau hiraukan
demi diriku, oh ibu buah hatimu

tiada ku mampu, membalas jasamu
hanyalah do’a oh di setiap waktu
oh ibu tak henti kuharapkan do’amu (2x)
mengalir di setiap nafasku (2x)

ibuuuuuuuuuuuuuu……….. (3x)

Lembut kukenang, kasihmu ibu
di dalam hati ku kini menanggung rindu
engkau tabur kasih seumur masa
bergetar syahdu oh di dalam nadiku

indah bercanda denganmu ibu
di dalam hati ku kini slalu merindu
sakit dan lelah tak kau hiraukan
demi diriku, oh ibu buah hatimu

tiada ku mampu, membalas jasamu
hanyalah doa oh di setiap waktu
oh ibu tak henti kuharapkan doamu (2x)
mengalir di setiap nafasku (2x
ibuuuuuuuuuu…….. (3x)

“Allahummaghfirlii waliwaa lidayya warhamhumaa kamaa rabbayaanii shaghiiraa”

Diary Pertamaku di Asrama

Selasa, 03 Januari 2012

 Takkan pernah bosan mendengarkan suaranya dari ujung telepon sana


Baru ku rasakan dunia asrama yang jauh dari orang tua dari teman-teman yang telah ku kenal sebelumnya.Sekarang hanya menyisakan potongan kenangan dari memori yang kuat”


Hari pertamaku di asrama………


Tak tau harus apa pada sore itu tak jelas untuk apa aku disini, melihat teman-teman yang baru ku kenal beberapa jam yang lalu. Belum sempat aku berbicara banyak dengan mereka, tapi sepertinya aku tau apa yang mereka rasakan. Sama seperti aku. Malamnya kita berkenalan satu-satu dia aula asrama, berkenalan dengan banyak teman baru dari penjuru daerah di Indonesia. Bertemu dengan ustadzah-ustadzah yang baik dan ramah, memang menyenangkan. Tapi awal ini memang sungguh berat, masih melekat erat bayangan mereka didalam benakku . Berbicara sepatah dua patah kata hanya untuk menghargai ustadzah, lalu kembali lagi duduk terdiam berteman sepi, lebih asyik dengan pikiran yang tidak jelas memikirkan apa. Entah mengapa aku ingin kembali lagi mengundur layar waktu yang terlalu cepat berganti. Tapi kenyataannya waktu tidak akan pernah mundur walau 1 detik. Menerima dengan lapang dada dan ikhlas , karena aku sudah memilih untuk berada disini. Cerita ini harus berlanjut sampai aku lulus nanti amieeennn…..


Hari kedua….,


Aku mulai membuka diri mencoba bersapaan dengan teman sekamar yang mulai kusukai. Hari itu aku sedikit agak tenang karena mereka semua baik dan ramah, aku diajak mereka jalan-jalan mengelilingi kota jogja yang baru aku tapaki 3 hari yang lalu. Di antara kami tidak ada yang tau jalan karena kami sama-sama pendatang, tapi jangan khawatir sekarang kami bukan anak Mts. Karena tidak perlu takut untuk menyakan jalan. Hari kedua aku habiskan waktu untuk bercerita dengan mereka tentang daerah masing-masing. Banyak hal yang kami bicarakan,dari tentang dimana dulu mereka sekolah, teman-teman mereka yang lebih dulu mereka kenal, tentang keluarga yang mereka cintai, sampai mengapa mereka bersekolah disini. Awalnya semuanya terasa menari. Punya temen yang rumahnya jauh diseberang laut sana dan dari penjuru daerah. Tapi malamnya aku mulai teringat kembali, malam yang tidak seperti biasanya, walu langit sama. Bintang-bintang malam yang setia menemani tidurku . Walau bulan masih sama menjaga malam yang gelap menunggu matahari pagi berganti berjaga, “Ooooh tidak air mata ini menetes lagi….” Aku biarkan air mata inu mengalir membasahi pipi dan aku biarkan kantung mata ku perlahan menutupi bola mataku.Terbawa dalam alam mimpi


Hari ketiga…,


Aku cepat beradaptasi dengan lingkungan dan teman-teman.Telepon asrama tak pernah sepi dari orang tersayang yang ingin bicara sekedar menanyakan kabar anak tercintanya, melepas rindu walau hanya bisa mendengarkan suaranya saja. Aku sangat antusias jika telepon bordering.Ya kalian tau hanya satu telepon saja diasrama sedangkan orang yang mau telepon berpulu-puluh orang dan satu lagi tidak boleh bawa Hp.”Oooh tidak …,tenang ini bukan masalah yang besar …,” Mungkin perasaan ku bisa terbaca oleh ibuku jadi pada saat yang diinginkan ibuku telepon…., Mendengarkan tutur katanya dari ujung telepon sana, menenangkanku dengan kata-kata yang lembut, di janjikan hal-hal yang mengasikkan buatku. Takkan pernah bosan mendengarkan suaranya dari ujung telepon sana. Banyak hal yang aku bicarakan dengan ibuku masih asyik mendengarkan suaranya. Sebelumnya aku tak pernah berpikir apalagi bermimpi untuk sekolah disini, aku tak yakin aku betah dalam lingkungan seperti ini . Tapi…apa aku tega menolak permintaan dua orang yang aku sayangi ayah dan ibu. Setelah aku piker kenapa juga aku harus sekolah di rumah sedangkan disini lebih bagus. Kenapa juga aku harus berat hati toh ini semua nantinya juga untuk bekal ku nanti. Tapi…. Ini semu tak semudah yang kupikirkan ini jauh lebih sulit dari yang kupikirkan. Kenapa juga ini sulit kalau aku tak mau coba untuk berusah. Seperti tidak ada orang disini , aku bertanya dan menjawab sendiri membujuk dan menasehati diri sendiri .


Sampai pada hari senin,selasa,rabu wusshh….,langsung jumat, minggu pertama tak membuatku berhasil betah di asrama.“Gapapa, masih awal ntar lama-lama juga betah” itu yang dikatakn ibuku ketika aku mulai mengeluh, mau ngomong apa lagi aku, tak sanggup aku melanjutkan yang ingin kubicarakan. “ya mereka selalu mendorongku dari belakang agar aku tetap melangkah maju”.


Tak ada orang tua, teman yang menjadi segalanya buatku. Kita semakin akrab, disaat teman menangis kita yang menghibur, disaat teman senang kita juga ikut senang. Seperti tubuh saat tangan kanan terluka mata ikut menangis, mulut merintih, anggota badan yang lain saling melindungi. Tapi perselisihan memang tak jarang terjadi, tapi itulah yang membuat kita semakin akrab. Mereka mencoba mengerti apa yang kurasakan, akupun begitu, berbagi, bercerita, tertawa, sedih, kita rasakan sama-sama. Seperti keluarga sendiri tinggal dirumah yang sama membuat kita tahu satu sama lain. Dari bangun tidur sampai tidur lagi, aku selalu melihat mereka (mereka, mereka,mereka lagi…ampe bosen…hehehehe…)


Tapi masih tetap saja ada rasa yang mengganjal yang sulit sekali ditepis. Rasa rindu yng besar biar kusimpan saja sendiri dalam hati ini. Air mata yang tak bisa menahan rindu biar menjadi kenangan yang indah. Aku masih ingin mengembara ilmu diladang ilmu dan menggambil hasilnya diakhir perjalanan kelak.





(Inas Sany)