"Your beliefs become your thoughts, Your thoughts become your words, Your words become your actions, Your actions become your habits, Your habits become your values, Your values become your destiny.”
― Mahatma Gandhi

mereka adlah alasanku

Rabu, 25 April 2012
setiap hari setiap kali setiap jam dipertengahan diseperempat jam dalam sehari kau datang hadir menemani hidupku mewarnai setiap hitam putih di sela-sela cahaya yang sempit. Kau ada tanpa di undang tapi itu yang membuat senyum ketika aku merasa gundah, gelisah sekalipun galau. Kau tau teman kalian adalah keluarga kedua bagiku di sini aku menemukan kalian dan disini pula kalian menemukan aku. Aku yang seperti terdampar di kota pelajar bingung ingin kemana tapi kalian mengarahkannya begitu baik kepadaku sehingga aku tidak tersesat terlalu jauh walau kadang angin jahat berbisik untuk tak mengikutimu kawan. Kawan percayalah aku juga sama seperti kalian ingin meraih kebahagiaan demi kedua orangtua. Orangtuaku adalah alasanku ingin sukses.

CINTA TAK BERMUARA

Senin, 23 April 2012
-->

Dari aku untuk kamu
                “ hidup ini terlalu berharga sia-sia kalau hanya memikirkan hal yang memang menyakitkan”

                Benih ini ada begitu saja tanpa ada yang menyiraminya benih ini lebih kuat. Aku tak tau kapan dan dimana tepatnya aku mulai merasakan ini. Aku sendiri tak berusaha membuatnya subur dalam hatiku tapi aku juga tak berusaha menebangnya. Karena aku hanya ingin menyimpannya—Saat ini aku tidak ingin memiliki dia sebagai relasi hidupku. Sekarang hanya ada teman—diantara kita. Aku mengenalnya hanya lewat short message service tak lebih dari itu. Dia hadir setiap hari setiap kali di pertengahan diseperempat jam dalam sehari di layar handphone ku. Hanya dari situ lebihnya mungkin lewat telephone kita bertukar suara bercerita dari ujung telephone yang jaraknya ribuan kilometer. Yang paling menyesakkan dari pertemanan ini adalah ketika aku telah merasakan benih ini. Kebiasaan ini telah membawa bekas saat sehari saja aku tak bertukar message, rasanya telah lama tak berjumpa. Kangen. Dia memberikan aku perhatian, pengertian dan nasehat-nasehat yang sangat berarti ketika aku berada di persimpangan hidupku. Suatu hari dia pernah bertanya “ kamu… sudah punya pacar” aku tak tau persisnya apa, mengapa dia bertanya seperti itu. “ Aku ..punya komitmen yang harus aku pegang aku ingin menjaganya untuk masa depanku, karena aku piker pacaran hanya akan membuang waktu, hanya akan menyita aku dari pelajaranku J kamu sendiri ? “ aku menjawabnya dengan biasa saja karena memeang itu kenyataannya.  Layar handphone ku menyala lagi, satu message baru dari dia . “ bagus..,kan jadi lebih terkontrol, aku nunggu kamu aja dech J “entah mengapa hati ini berdesir getarannya aneh, rasanya senang tapi bercampur benci mengapa aku merasakan ini. “ ahaha :D “ aku membalasnya dengan tertawa dan emoticon tertawa. “ kok ketawa sih.., ? J” dia menjawab lagi-lagi. “ trus mo ngapain lagi coba.. “aku santai saja menjawab walau sebenarnya keringat di keningku berjatuhan. “ bilang iya kek :D “jawaban itu semakin membuat jantungku berdetak cepat. “haha.., kamu bercanda aja woo..,! “ satu message lagi ku kirim untuknya. “ kita lihat saja nanti, J” aku piker pembicaraan ini semakin lama semakin membuat jantungku beku karena dia, maka aku mengirimkan sati message lagi untuknya “ oke J aku ngantuk aku tidur dulu ya have a nice dream”  “ have a nice dream mimpiin aku ya..,” cukup sudah  malamini hatiku berbunga aku tak ingin bunga ini menjadibumerang dalam hidupku yang  menjadi penghancur tembok hatiku. Karena aku tidak ingin mengalihkan perhatianku dari belajarku, organisasi dan kegiatan-kegiatan yang ku jalani. Aku masih ingin menjalani masa remajaku dengan kegiatan yang bermanfaat bukan hanya sekedar bercinta yang kadang menurutku lebih banyak dusta daripada jujur diantaranya. Tapi tekadang rasa ini semakin nyaman karenadia yang selalu ada dengan segala kepribadian yang baik menurutku. Membawa aku kedalam taman bunga yang harum. Aku sedikit berharap dari pertemanan ini tapi--. Walau mulut ini terkadang bias berbohong tapi hati tak pernah bias berbohong. Maka aku memutuskan untuk membiarkan saja rasa ini .Membiarkannya seperti air mengalir tanpa tau muaranya dimana. 
-->Setelah libur panjang usai aku jarang untuk bertukar message entah semakin hari intensitas ku dengan dia untuk berbagi cerita berkurang secara perlahan. Aku tak mau memulainnya untuk hanya sekedar menyapa biarkan dia saja yang memulainnya. Aku sendiri sedikit membatasi percakapan diantara kita karena aku tau, aku akan lebih berharap jika aku sering dengannya. Ini semua semakin tidak jelas karena aku baru tau dia seorang yang php (pemberi harapan palsu). Cukup sudah aku tak ingin membuat hati ini mempunyai banyak pertanyaan tentangnya. Jika ini rasa pertamaku dan aku lebih suka menyimpannya daripada memilikinya. Karena aku tau semua pasti ada waktunya, dimana dan dengan siapa rasa menemukan muaranya. Karena aku ingin memiliki seseorang dan dimiliki seseorang pada saat yang indah untuk yang pertama kalinya dan terakhir kali. Aku tak tau dia memikirkan apa atau dia benar-benar ingin menunggu ku atau mungkin hanya sekedar bualan semata saja. Kalau ada yang bilang cinta itu harus dikejar sampai dapat mungkin pepatah itu tidak untuk aku karena rasa ini lebih indah untuk disimpan saja. Pada suatu masa pasti pintu hati ini akan terbuka lagi dengan cerita yang berbeda mungkin lebih indah atau lebih pada memperjuangkan cinta itu. Sebuah cerita cinta itu tidah ada yang buruk mereka mengalami manisnya di depan walau nanti akhirnya mereka tak tau jika jadinga habis manis sepah dibuang. Seperti aku yang tak tau muaranya mana, membiarkannya mengalir di derasnya ombak berputar mencari ujung dari semua kisah cinta ini.   

                                                                                                                                         by: inas sany

Terimakasih pahlawa-pahlawanku

Sabtu, 21 April 2012
" Tak ada setetes darahpun yang tak berharga untuk harapan demi negeriku "

Malam ini bulan elok membentuk senyum, lengkungan yang indah bersinar menemani para pujangga malam. Bintang setia membentuk beribu rasi yang aku sendiri tak tau apa bentuk dan maksudnya. Jendela kamarku terbuka lebar angin malam tak segan tuk menyapa untuk hanya sekedar melelehkan hati yang beku, membelai rambut memeluk tubuh tanpa ragu. Aku terpaku diam tak banyak kata hanya sesekali hembusan nafas yang terdengar risau bercampur angin malam. Dalam sepi aku teringat sebuah kalimat yang takkan pernah aku lupakan dari seorang yang arif di setiap perjalannan hidupnya. Beliau berkata begini " saya tak pernah menyesal lahir di negeri ini saya tak akan pergi dari negeri ini bahkan keinginanpun tak punya, terserah mau seberapa rusah hancurnya sistem pemerintah untuk mensejahterakan rakyat dan disitulah seharusnya saya, membangun memajukan mensejahterakan lagi rakyat negeri ini agar dapat aman menginjak tanah negeri ini. Darah ayah saya juga teman-teman seperjuangan adalan alsan kita merdeka"  Aku merenungi kata-kata kakek yang begitu menggebu berkata pada setiap cucunya tak pernah bosan mengulang menasehati dan bilang begini " Kau boleh tak jadi tentara, poisi bahkan presiden kakek juga tak tau apa presiden itu selalu benar memilih menteri untuk membela rakyat negeriini. Tapi jadilah kamu dokter, guru, yang bisa mengobati rakyatnya mengajari rakyat sehingga tak ada lagi rakyat yang tidak tau perjuangan besar bangsa terdahulu agar mereka tau balas budi" ahh-- iya soal balas budi itu sedikit lagi kek lazu pasti balas budi walau tidak dengan rakyat langsung tapi dengan rakyat negeri ini. Lazu bisa mengobati banyak pasien dan melindungi rakyat negeri ini setidaknya lazu bisa menjaga tanah ini agar selalu aman damai tentang sejahtera lazu kan juga rakyat biasa lazu akan berusaha semampu lazu agar orang lain juga bisa sejahtera tidak harus lewat pemerintah tapi lazu bisa menggnakan cara dan kemampuan yang lazu miliki. Lazu ingat betul cerita kakek tentang ayah kakek, kakek yang membuat lazu paham arti balas budi kepada negeri ini.
" lazu hidup ini adalah roda kita ada di setiap poros itu walau harus memulainya dari bawah tak masalah karena tuasnya ada di kita jadi tak perlu ragu untuk maju, roda itu memang tidak terlihat tapi getarannya selalu bisa di rasakansaat menjalani hidup ini. Menjadi seorang ksatria yang rela berkorban bukan seperti ksatria kesiangan yang datang setelah masalah selesai, tapi ksatria yang datang lebih dulu untuk memberantas ketidakadilan, membela tanah air tanpa ragu jika harus nyawanya yang menjadi taruhan. Mereka itu adalah pahlwan kita lazu, kakek kakekmu dulu yang menjadi tentara rela meninggalkan istri , anak dan keluarga demi negeri ini. Ya.. kakek ini belajar dari ayah kakek  beliau sangat teguh pendiriannya beliau berpsan pada kakek "jika ayah tak kembali dan negeri ini belum merdeka, kau khafi yang melanjutkan perjuangan ini, tapi jika ayah tak kembali dan negeri ini merdeka bejanjilah kau yang harus menjaganya agar tetap aman tak perlu menjadi tentara tapi carilah profesi yang bisa melindungi rakyat memajukan negeri ini agar tidak di jajah lagi. Ayah tak pernah menyesal jika nyawa ayah harus menjadi taruhannya bahkan jika nyawa ayah harus benar-benar di taruh, ayahikhlas asal negeri ini merdeka.                                               -to be continue