"Your beliefs become your thoughts, Your thoughts become your words, Your words become your actions, Your actions become your habits, Your habits become your values, Your values become your destiny.”
― Mahatma Gandhi

katakan saja #28

Minggu, 30 Juni 2013


 kapan kali aku bertemu denganmu
melihat tingkahmu
sungguh nyetrik
kamu yang apa adanya

senyummu
bak mawar yang merekah
tawamu
bak bisul yang baru pecah

indah memang jika mengingatnya
tapi kawan,
ada satu yang mengganjal dihatiku
mengapa?
mengapa?
sekarang kau jauh,
jauh benar dariku
ini bukan alasan jarakkan?

kawan teknologi sudah semakin canggih
mengapa kau tak mengabariku?
sekadar bertanya kabar? Kau tak menjawab
apa aku memiliki salah kawan?
ada apa gerangan
katakan saja
aku tidak akan marah


Satu Langka bag2 #27

Sabtu, 29 Juni 2013
Aku adalah seorang mahasiswi seni lukis, kalian mungkin bisa membayangkan aku, seorang anak seni lukis yang hobi bawa peralatan menlukisku kemana-mana, aku senang memakai pakaian kodok, menggunakan topi, rambutku panjang, eh walaupun aku anak kesenian tapi aku selalu rajin merawat rambutku, yaa.., paling tidak ada yang terawat, uupps. Beda dengan sahabatku, yaa dia adalah mahasiswi ekonomi, kami berbeda dalam banyak hal, contohnya, pakaian, aku tidak peduli orang berpikir bagaimana tentang pakaianku yang penting aku merasa nyaman. Dan Lili, dia mengenakan jilbab, sopan lemah lembut, dan tentu saja pakaiannya selalu rapi dan yang terpenting aromanya wangi.
            Tapi di luar semua perbedaan itu, kita adalah teman yang tak bisa terpisahkan, kita berteman sejak kita masuk SMA yang sama, walaupun aku adalah anak perantauan, yang lekat sekali dengan dunia kos, dan lili anak rumah yang patuh sekali dengan aturan orangtuanya.
            Dan hari itu kita berhasil menjual kue yang di buat Lili, aku tau ini pengalaman lili yang pertama bisa mendapatkan uang dengan jerih payahnya sendiri, sedang aku, aku sudah biasa mendapatkan uang dari hasil melukis.

 “rinai, hari ini kamu mau makan apa? Biar aku yang traktir, eitss, tapi jangan mahal-mahal ya, haha” wajah rinai terlihat begitu riang, senyumnya mengembang seperti adonan kue.

“mm, apa yaa? Mie ayam mas yudi aja” aku juga ikut menimpali dengan senyum yang sama dengan sahabatku,

“okke, siap boss” tangan lili merangkul bahuku, mengajakku untuk segera ke tempat tujuan, aku mengiyakannya dengan mengikuti arah tangan lili merangkulku,

“ makasih ya rinai, kamu udah bantu aku mempromosikan kue ku, ga tau dech, kalo ga ada kamu”

“ahaha, kamu ini kaya baru kenal aku aja, kalo ada yang bisa aku bantu kenapa ga aku bantu” aku sambil mencubit perut lili, tertawa dan berkata tidak masalah buatku.
 sesampai di tempat mie ayam mas yudi, lili langsung pesan, tentunya untuk dua orang, aku dan lili. Di warung kaki lima ini kami biasa nongkrong, bukan saja mienya yang murah tapi mie ayam mas yudi ga ada tandingannya, warung boleh kaki lima, rasanya bintang lima.

Satu Langkah #26

Jumat, 28 Juni 2013
“kuenya enak,” aku asik sekali menghabiskan kue yang di buat sahabatku  “iya, aku dapat resep dari majalah, trus iseng-iseng bikin”  lili senyum-senyum sendiri melihat sahabatnya dengan lahap memakan kue buatannya.
            Hujan di luar membuat suasana di dalam rumah semakin hangat, kehangatan yang dirasakaan oleh kedua sahabat ini, menikmati secangkir teh ditemani dengan kue beraroma coffe. Indah terasa indah saat kita terbuai dalam kehangatan lingkar sahabat, tawa dan canda khasnya membuat siapa saja betah berlama-lama dekat dengannya.
“lili, kapan-kapan buat yang banyak terus kita jualin dech” aku masih dengan posisi duduk dan memakan habis kue yang tersisa di piring. “iya, rinai, aku juga maunya gitu tapi lihat ntar dech, pelan-pelan rinai makannya” lili melihatku seperti orang yang tak pernah makan setahun. Yaa, maklumlah aku ini kan anak kos, dan lili anak rumah yang terjamin makan tiga kali sehari.
“jangan ntar ntar,keburu ada yang duluin loh, aku bakal bantuin kamu promosi di kampus dech, uhukk, uhuukk” aku buru-buru mengambil minum, karena makan sambil ngomong, aku jadi tersedak. “rinai makannya, ngomong tu makanan di mulut di habisin dulu, jadi kesedakkan” alis mata lili mulai mengkerut melihat aku tersedak.
                                                                        -ooo-

“kue, kue, boleh di buktikan keenakkannya” aku jalan kesana, jalan kesini, balik kesana, balik kesini, mondar mandir kayak setrika Cuma buat nawarin kue buatan sahabatku, lili.
“ini mas, mba, ga bakal nyesel ko” lili juga sama seperti aku sibuk menawari kue, tersenyum ramah, berkata bahwa kue ini tidak ada tandingannya, kue ini lebih enak daripada kue yang ada di hotel bintang lima, padahal kami juga tidak pernah makan kue yang ada di hotel bintang lima, anggap saja begitulah. Hari pertama kami berjualan kue yang lili buat ada 30 biji dan sisanya Cuma keranjangnya doang, artinya hari ini kami berhasil menjual habis kuenya. Lili senang sekali karena ia belum pernah mendapat uang sendiri dari hasil keringatnya, oiya tentunya keringat ku juga ikut menyumbang, aku juga ikut senang. Kami pulang dengan membawa senyum di wajah,uang ini adalah bukti bahwa kita bisa cari uang sendiri dengan bakat yang kita miliki. Ini baru awal kawan, di depan sana akan ada banyak hal yang dapat kita lakukan, dengan manfaat yang lebih besar pengaruhnya, baik untuk diri kita bahkan juga untuk orang lain.
            

cerita temanku #25

Kamis, 27 Juni 2013

             Teman, langit selalu mempunyai cara sendiri untuk membuat kita tersenyum bahkan juga   menangis, sekalipun juga mengais kebahagian. Ini bukan kebetulan, bukan kebetulan kita bertemu, ini adalah takdir yang sudah di gariskan, mungkin kamu adalah sebab mengapa aku disini, dan aku adalah alasan mengapa kamu tetap berada disini. Tapi mungkin perbedaan ini menggap kamu menjadi picik melihat masalah kita, mestinya perbedaan bukan menjadi alasan untuk tidak saling memahami, Karena tak seharusnya perbedaan menjadi jurang, aku mengerti benar bahwa untuk jatuh cinta, sebenarnya kamu harus telah siap untuk jatuh juga, karena aku tau melalui kacamataku semua ini masih semu, bak fatamorgana di gurun pasir. Tapi jika memang telah terlanjur cinta? Mau diapakan lagi? Menahannya? Ini buka perasaan ku tapi perasaan temanku, dia menceritakan itu semua padaku, bilang bahwa dia sungguh baik hati, dia sungguh perhatian dan sungguh sungguh yang lain, yaa memng itu hanya opini sesaatnya. Aku berdoa semoga ini bukan opini sesaatnya, tapi sekarng terbukti bahwa ini adalah opini sesaatnya.     
            Jatuh memang sakit, tapi hidup ini adalah pilihan, kamu ingin jatuh terus atau kamu mau bangkit dan membangun semuanya dari awal. Menyembuhkan perasaan memng lebih susah di banding menyembuhkan luka yang ada di tubuh, karena itu jauh lebih terlihat, tapi perasaan siapa yang tau. Bubur memang tak bisa kembali menjadi nasi, kalau sudah begitu, kamu sendiri yang bisa menentukannya. Kamu tau semua orang Cuma bisa ngasih masukan sama kamu, tapi selanjutnya kammu yang mengambil alih setiap keputusan yang kamu buat.

jatuh cinta,
rasa rasa ku sendiri
mendamba
dan meangalun
naluriku berkata
ini cinta
cinta-cintaan
tapi aku tau ini masih benihnya
benihnya saja sudah bergetar seluruh nadiku
tapi ini masih cinta sesaat

ranah ku #24

Rabu, 26 Juni 2013

gelap, terang
putih, hitam
duka, suka
ada ataupun tidak ada

aku tersentak
kaget
bukan main
ini dunia, begitu kejam

tak memberiku ruang untukku membangun
runtuh lagi, lagi dan lagi
aku tak sekadar bawa palu
tapi juga mesin pembangkit

ini cobaan dari yang kuasa
pemilik jagat raya
pencipta langit dan bumi
dan aku adalah penumpangnya

kini hampa
tak ada nada
apalagi nyanyian
gersang, kering kerontang

semesta, aku mengadu
aku adalah penumpang
penumpang yang berharap menjadi sopir
sopir yang terarah

terarah di jalanNya
tapi, kini aku sedang buntu
bingung,
mencari jalan keluar

semesta, aku mengaduh
bersujud di atas sajadahMu
air mataku mengalir
menggenangi pipiku


selamat malam para insomnia #23

Selasa, 25 Juni 2013

malam,
kini matahari tengah bersemayam
menanti bumi menemui di tempatnya

ku rasakan tubuhku telah lelah
mengelana mencari tempatku
kini aku duduk

di bawah remang matahari
meratapi sisa malamku
kini hari tengah di ujung waktu

dan aku masih sendiri menepi
mencerna kata hati
yang ragu ku tafsirkan

takut-takut, aku yang membenarkannya
terlalu takut mengakuinya
lebih takut mengingatnya


sekarng tak ada lagi celah yang bisa aku masuki
dia begitu tertutup
akupuntak bisa melubanginya, hanya untuk ku singgahi/

malam semakin larut
aku semakin hanyut dengan pengembaraku
dengan semua angan dan mimpi semata

ku harap kan ku dapatkan bunga mimpi
bunga mimpi yang kau kirimkan untukku
selamat malam para insomnia

pelarian diri bag 2 #22

Senin, 24 Juni 2013

Kemarin saat aku ditanya adikku aku hanya menjawabnya dengan nada yang santai,
“aku hanya sial bertemu dengan kerbau dungu yang sangat pennurut dengan atasannya, mereka hanya menjalankan tugas, tak ubahnya seperti di sawah, menurut saja pada petani, tak berani melakukan apapun kecuali menjalankan perintah atasannya”

sebenarnya mereka sungguh kuat tak bisa dikalahkan, tapi kalian tau, kesempatan selalu datang walau sesempit apapun kesempatan itu.

aku diseret paksa oleh dua orang yang kekar di tengah semak-semak belukar, aku tidak melakukan perlawanan yang membuang tenagaku, tenagaku sudah habis sebelum berperang melawan mereka. Dengan tangan yang masih terborgol aku hanya iseng melemparkan ulat semak-semak yang lewat di sampingku, mereka berdua berjingkrakan tak ubahnya seperti banci. Kesempatan ini ga boleh terlewatkan, aku segera berdiri, dan lari dengan tangan kaki diikat mereka masih belum sadar saat aku berusaha beridiri, saat mereka sadar aku bersembunyi di dalam tongsampah, walaupun bau aku harus bertahan demi nyawaku. Mereka memang mempunyai otak tapi otakku lebih pintar dari mereka, dan dengan kebetulan yang menyenangkan aku memang tidak berpikir kalau merek aakan takut dan jingkrak-jingkrak ketakutan tapi siapa peduli, semua bisa terjadi keadaan berbalik 90 derajat memang bukan 180 derajat tapi itu cukup untuk membuatku kabur dari kejaran mereka, walau harus bersembunyi di dalam bak sampah.

cerita selesai saat 30 menit sudah aku bersembunyi mereka mengalah tidak mencariku lagi, dan mungkin melaporkan kejadian pad bosnya dengan mengarang alasan, karena aku tau mereka pasti malu saat mengakui bahwa tawanan lari karena mereka di lempari ulat.

Aku langsung kembali ke rumah tentunya setelah aku susah payah melepas ikatannya, aku juga memungut uangku yang ku geser duluan ke dalam lubang sebelum aku lari, aku tak tau apakah hari ini adalah nasib baikku atau malah sebaliknya.

setelah aku sampai di rumah, adikku memburuku dengan berbagai pertanyaan atas keadaanku, dan aku menjawabnya dengan santai.......

hari yang melelahkan #21

Minggu, 23 Juni 2013

23 juni 2013

Terimakasih ya Allah engkau telah memberiku kesempatan untuk melakukan semua ini,

pukul 07.00 aku sudah mandi dan mengenakan pakaian yang rapi, belum sempat aku sarapan, aku langsung berangkat menuju sebuah tempat dimana musyawarah lembaga orgnisasiku diadakan.  Dari sms yang aku dapat, aku sebagai tim formatur harus berangkat jam 07.00 nyatanya, kriik..krikk.. belum ada siapa-siapa baru ada satu temanku yang duduk santai. Aku langsung menghampirinya, membicarakan persiapan-persiapannya sampai dimana, ternyata kami belum siap untuk melakukan acara ini dengan baik. Undangan yang disebarkan adalah pukul 08.00 tapi mungkin jam mereka terlalu lambat berjalan sehingga sampai jam 09.00, peserta belum berdatangan. Aku juga bingung saat patner tim formatur belum datang, dan ternyata mereka sedang mengcopy materi hari ini.
acara di mulai tepat jam 10.00 banyak sediktnya peserta yang datang, acara tetap di mulai, aku sebagai tim formatur mengisi acara intinya, membacakan setiap bagian-bagian yang tertulis di dalam muqodimah dan memusyawarahkan setiap bagiannya.
setelah mengisi acara, aku langsung capus ke VDB, walaupun agak telat-telat dikit, disana aku mendapatkan banyak ilmu, sampai jam 17.00 aku baru kembali ke kosku, menunggu Tj yang tidak penuh, karena Tjnya benyak yang penuh, akhirnya aku memutuskan naik ojek, eh itu pertama kalinya aku naik ojek loh.
sampai di kosku, adzan maghrib telah berkumandang 10 menit yang lalu, aku langsung sholat maghrib. Belum sempat aku mandi aku di ajak saudaraku makan malam, dan aku ga bisa menolak, setelahnya aku ngenterin temenku kos temenku yang lain untuk mentipkan barang. Besok adalah hari kepulanganku ke tanah kelahiranku, jadi setelah dari rumah temenku aku langsung menta apa saja yang mau di bawa pulang. Mandi, sholat, terus nata-nata, capcus buat nulis ini.
kawan hari ini adalah hari yag melelahkan, dari jam 07.00 pagi sampai jam 20.30, aku baru selesai melakukan aktifitasku di luar kos, belum yang di dalam kos, rasanya tubuh ini udah remuk, entah jadi apa,
tapi aku berterimakasih pada Allah telah memberikan aku rutinitas yang bermanfaat tidak sia-sia. Dan kegiatanku hari ini di tutup oleh menulis tudag juni ini.
akhir kata aku ucapkan selamat malam untuk semua, semoga mimpi indah
J








pelarian diri #20

Sabtu, 22 Juni 2013

Laras panjang teracung tepat di kepalaku, membuat jantungku berdetak lebih cepat, berhasil mematikan seluruh otot-oto tulangku. Sekarang keadaanya berbalik 180 derajat, kuda-kuda yang kupasang tadi tak berhasil kabur dari kegesitan mereka. Aku tersungkur terjatuh berdebam, dengan wajah yang sudah tak berbentuk, bajuku lusuh jauh dari kerapian tadi pagi saat pertama kali aku keluar dari rumahku.
ini kali pertamaku saat aku di todong, untuk menyerahkan uang dengan jumlah yang banyak, aku tidak berpikir bahwa hari ini akan menjadi seperti ini. Awalnya aku berusaha lari tapi.., kaki terjerabab oleh semak semak, dan sekarang aku berada dalam posisi yang mematikan.

Okke, ini tidak akan terjadi kalau saja aku tak pergi ke bank sendirian, sebelum aku pergi mengambil uang untuk membeli sebuah mobil impianku, adikku sudah berpesan, ka , jangan buru-buru untuk membeli kita tunggu saja ka guntur untuk menemani kaka mengambil uang di bank dan membeli mobil, di luar sana kita tidak tau apa yang ada di dalam hati mereka, mungkin awalnya ingin membantu tapi ujungnya tidak ada yang tau.

Nasib, sungguh malang nasibku, percuma berandai-andai seharusnya aku menurut kata adik perempuanku, sekarang?

Bukan hanya uang yang mereka inginkan, tapi nyawaku, aku tak tau apa pasalnya mereka melakukan ini padaku, ku ingat tak ada salah yang berarti dalam hidupku, sehingga seseorang ingin mengambil nyawaku. Aku terus di seret seperti karung beras untuk di bawa ketempat yang aman, mungkin agar jasadku tak tercium baunya, aku tentu tidak pasrah, tubuhku, ku goyangkan sekuat tenaga mencoba melepaskan ikat talinya. Hah, sepertinya percuma, dalam nalar mana mungkin orang yang sedang terikat di geret kasar oleh dua orang dengan body yang besar, sisipek.

Aku mulai berpikir jika mereka tak bisa di kalahkan dengan otot mungkin mereka bisa aku kalahkan dengan otakku. Ting !

“kaka darimana saja, aku ngawatir kaka kenapa napa, kaa bajunya ko kaya gini, muka kaka juga kusam, mana mobilnya ka, ko kaka pulang dengan keadaan seperti ini?”
aku membiarkan adikku bertanya, membiarkan pertanyaan itu selesai, lalu aku baru menjawabnya dengan nada yang santai.... Continued

Hilang Naluri #19

Kamis, 20 Juni 2013

 Lenggang jalanan kota
Aku berdiri di persimpagan jalan
mendengar deru kendaraan merongrong
sekali lagi sepi ------
tak ada yang istimewa
datar------
kulihat iya seperti portal tak berujung
semakin malam semakin tak jelas yang kulakukan disini
aku hanya berdiri, memainkan anak rambut
sambil menahan rasa dingin
Berpura pura bersahabat dengan udara malam
aku tak ingin di kasihani
ini jalanan biar saja ramai
biar saja tak ada yang peduli
toh aku pun begitu
Ingin mencari makan tapi tak ada yang bisa kutukarkan
ahh, jangan kau suruh aku mengemis,
lebih baik kau suruh aku membersihkan jamban
berlindung di bawah langit,
berharap langit tak bocor,
Sebenarnya apa yang kulakukan
aku sedang tak menunggu siapa-siapa
karena......
di dunia ini tak ada seorangpun yang ku kenal
hanya aku dan bayanganku,
aku terlahir untuk di bunuh
jadi untung apa aku mengenal mereka
aku lari sekencang tumpuanku
Menjauh dari mereka,
dan di dunia ini yang ku tau aku hanya menumpang
jadi aku yakin aku tak akan berlama-lama disini


Nobi (nonton bioskop) #18


            Kemarin  aku telah selesai mengikuti ujian tulis SBMPTN, aku tidak tau bagaimana hasilnya yang ku tau aku telah mengerjakannya dengan kemampuanku sendiri, soal hasilnya aku serahkan semuanya pada Allah swt.
  
         Dan hari ini aku dan teman-temanku pergi nonton bioskop, yaapp karena refrain baru saja keluar. Jam 10.00 kita keluar dari persembunyian, naik Tj capcuss ke Amplas.
hm andai saja kalian tau, kita naik Tjnya lamaaaa banget, jalurnya tidak seperti biasa yang di lalui, mungkin sekarang udah ga pake jalur itu kali yaa, bayangkan saja kita nyampe sana jam 12.30, luaaama banget ga sih. Tapi karena udah ada yang ngantriin kita tinggal duduk aja. Ehh temenku tiba tiba mau ke bringharjo beli pesenan ibunya,akhirnya aku dan dia ke bringharjo dengan estimasi waktu setengah 2 sudah nyampe Amplas lagi. Beneran deh aku ga suka keadaan kaya gini, di buru waktu, jalanan macet, panas, dan akupun ikutan panas, ga tenang, cape. Temenku yang nyupirin (pinjem motor temen), dia ngebut segitunya.
          Di bringharjo kita lari-lari ketokonya, tergesa-gesa memilih barang (ya ampun aku ga mau telat kali nontonnya).Balik ke kosan di tamsis trus capcuss ke amplas lagi, dalam perjalanan aku ngeliatin jam terus, temenku yang di amplas udah sms suruh buruan kesana, aduuh kita tau kali kita harus cepetan, di telfonin terus, jadilah kita lari-lari juga di amplas, bodoamat dilihatin ga kenal gini :D. Kita nyampe amplas tepat waktu, baru duduk di kursi bioskop, filmnya langsung mulai. Selamat menonton !

        Refrain artisnya Maudy Ayunda sama Afgan, gila disitu Afgan ganteeeeeeeeeeeeeeeng banget, gue ga bohong, pokoknya ganteng. Oiya di amplas aku ketemu adik kelasku dan salah satunya juga ada tetanggaku dulu yang pernah jadi teman kecilku dulu, sebenernya kita saudaraan, dulu kita sering main bareng sampai sekarangpun masih. Aku merasa saat kita di rumah dan di sekolah kita mempunyai dua sisi yang berbeda, lebih ke dianya sebenrnya karena saat di di rumah dia alim, penurut. Aku tak tau apa yang merubah dia sekarang, jika saja mereka tau apa yang kau lakukan disini, mau berkata apalagi kamu nanti. Aku sungguh menyayangkanmu yang begitu.


andai waktu....... #17



Masih bicara tentang waktu, aku sedang membayangkan bagaimana kalau jam di seluruh dunia ini tidak tepat, maksudku tadi saat aku melihat jam kita berempat berbeda beda dalam menitnya, ada yang selisih lima dariku,enam, tujuh bahkan delapan. Walau berbeda beberapa menit tapikan ketepatan waktu tetap di perlukan, jadi di dunia ini terutama negeriku ga ada yang namanya jam karet. Parahnya lagi saat ada suatu acara dan yang datang banyak yang terlambat, bagaimana tidak, mereka memikirkan hal yang sama, paling pada telat atau sebaliknya berpikir aku datang belakangan saja (eh malah justru belakangan semua).
       
          Apa jadinya kalau jam di dunia ini tidak pernah dibuat, kita hanya bisa mengandalkan bayangan matahari. Apakah kita bisa berangkat sekolah tepat pada waktunya, dengan perjanjian masuk sekolah pada saat bayangan matahari ada di samping kita, atau dengan perjanjian yang semacamnya lah. Mana mungkinkan kita terus terusan melihat matahari, mengukurnya dengan bayangan kita. Jadi kita harus bersyukur atas pembuat jam, karena dengannya kita lebih teratur dalam menjalani berbagai kegiatan.
         
      ada lagi yang terlintas di kepalaku, saat aku lupa hari ini tanggal berapa (maklum ga sekolahh, loh? :o ). Bagaimana jadinya kalau seluruh dunia ini lupa hari ini tanggal berapa? Parahnya lagi ga ada yang bisa memastikan, karena mereka tak percaya pada kalender hp, atau kalender lainnya. Dalam bayanganku, para petinggi ilmu pengetahuan pasti akan mendiskusikannya dan memulai lagi catatan tanggal yang baru dengan tahun yang baru pula. Omg, pasti ribet banget mengulang semua tanggalan dari awal, sekolah dengan tahun kelulusan baru, dan mmm akan ada kelebihan umur pasti dalam perhitungan hari dan tanggal, sayangnyakan kita ga tau kelebihan atau kekurangan berapa. Jadi apakah semuanya akan berubah juga saat tanggalan berganti? Menurut imajinasiku, tidak masalah toh Cuma tanggalnya doang yang berbeda tinggal ganti, pada awalnya mungkin akan sedikit ribet tapi setelahnya kita  pasti bisa mengikutinya.
 
        Ada lagi yang menggelitik hatiku, yaitu lorong waktu , jika saja andai saja lorong waktu itu benar benar ada, satu yang paling aku ingin ketahui, siapa yang akan ada di samping ku kelak*upss. :D

Tentang Waktu #16

Selasa, 18 Juni 2013
Terdiam menopang dagu
berlari dengan angan-angan
mencari cari pintu yang masih terbuka
atau seseorang mau membukakannya untukku
Aku tau aku yang harus mempertahankannya
Membagi waktuku untuk satu pintu ini
menyeimbangkan ujungnya agar tak oleng,
mungkin angin sedikit nakal
tapi tumpuanku kan tetap kokoh
karena aku ingin menggapai anganku
Aku tau aku bisa !

Waktu berjalan begitu cepat, ooh tidak bahkan dia berlari,  dulu saat aku TK yang ku tau waktu adalah permainan hanya waktu malam saja, waktu beristirahat. Saat sekolah dasar aku masih belum menghargai waktu karena yang kutau waktu itu harus  dihabiskan terserah bagaimana mau menggunakan waktu, main? Belajar? TPA?tidur? tanpa tau cara terbaik membuang waktu. Sekolah menengah pertamaku, di bangku SMP aku lebih menghargai waktu karena aku lebih bisa menggunakan waktu, untuk acara-acara sekolah, kegiatan pengglang inti, dan masih banyak lagi, walaupun setiap minggunya aku tak absen jalan, sekadar ngobrol sana sini. Masa Aliyahku, aku lebih sangat menghargai waktu, karena aku di tumpuk oleh kegiatan yang padat mencabangkan diri ku pada berbagai kegiatan. Aku sadar bahwa waktu itu bukan sekadar permainan, bukan seperti makanan yang harus di habiskan begitu saja tanpa ada yang tersisa dan hanya berakir di tempat pembuangan.
       karena waktu juga usiaku semakin bertambah, karena waktu juga aku lebih dewasa, dan karena waktu juga yang mempertemukan kita (ekhem). Tapi mengapa kadang waktu tak berpihak pada kita, saat aku harus memilih salah satu dari pilihanku, atau saat aku harus menunggu dan itu sungguh lama. Katanya orang “ tanpa kesempatan kita tidak akan berjalan dengan waktu, tanpa kesempatan kita tidak akan disini, karena waktu tidak pernah sendiri ia juga menemukan pasangannya untuk mencapai sebuh tujuan, misal, saat kita ingin pergi haji sebenarnya kita memiliki waktu tapi disisi lain kita belum punya kesempatan karena tidak memiliki uang misalnya, atau saat kita memiliki kesempatn kita tidak bisa datang karena kita harus memilih mau ke kanan atau ke kiri dengan porsi yang sebenarnya sama”
       Aku mencoba membagi waktu dengan apa yang sudah aku pilih, karena aku tau aku ingin mencapai tujuan ku. Terimakasih Sang Pemilik waktu telah mengarahkanku pada pintu ini, akan ku coba terus mempertahankannya, bukan hanya menahannya tapi terus mencoba tiang yang paling tinggi.

Afeksi #15

Senin, 17 Juni 2013

Tersadar dalam semua mimpi dan kembali dalam dunia nyata yang penuh dengan kebobohongan hidup dan kejadian yang mengerikan.
Ia harus rela membiarkan ibunya pergi untuk mencari sesuap nasi .
            “rasanya berat membiarkan ibu bekerja di negeri orang, karena itu sama dengan mempertaruhkan hidupnya” desah ryan dalam hati .
Seharusnya ia bisa menjadi tulang punggung keluarganya setelah ayahnya meninggal karena sakit-sakitan .Umurnya memang masih 13 th tetapi dia mempunyai rasa tanggungjawab kepada keluarganya cukup besar.Ia tidak mau kehilangan anggota keluarganya lagi, cukup dengan merelakan ayahnya sudah ssangat menyiksa batinnya.Ia pikir ia dan ketiga adiknya bisa hidup cukup dengan bekerja serabutan di daerah tempat tinggalnya.Tapi pemikiran itu bertolak belakang dengan pikiran ibunya,ibunya ingin ryan dan ke 3 adiknya meneruskan sekolah kembali setelah terputus karena tidak bisa membayar uang bulanan.padahal baru-baru ini ia mendengar bahwa tki yang bekerja di luar negeri kebanyakan pulang tanpa nyawa .
“kita tidak akan tau apa yang tejadi kelak kamu jangan mendahului takdir tuhan  percayalah ibu akan baik-baik saja disana” ibunya mencoba membujuk
“ ibu, ibu tidak usah repot repot pergi, biar ryan yang cari uang, ryan gapapa ga sekolah asal adik-adik sekolah dan ibu tidak pergi” sekali lagi ryan mencoba meyakinkan ibunya.
“ibu ryan bukan tidak percaya ibu akan baik-baik saja, tapi ibu disini lebih di perlukan untuk adik-adk, mereka masih kecil bu untuk di tinggal ayah apalagi ibu sekarang mau pergi, ibu ryan janji, ryan akan bekerja keras, asal ibu jangan pergi”
Hujan turun dengan derasnya sederas air mata ibu ryan ketika anak sulungnya, mencoba membujuknya, dengan keikhlasan membantu biaya hidup keluarganya.
Hidup kadang menyudutkan kita pada tindakan yang tak pernah kita lakukan sebelumnya, disinilah saat pilihan pilihan muncul dengan berbagai alasan untuk yang lebih baik, tapi kita tidak tau mana yang baik untuk kita, disitulah iman kita akan bertanya dimana kamu akan membawanya, apakah berjalan pada tempatnya ataukah kamu membuatnya semakin menjauh dari Allah, maka dekatkan lagi pemilik alam semesta ini agar kamu benar berada di jalanNya.
“anakku, ibu sangat sayang pada kalian, hanya kalian lah harta ibu paling berharga, Ryan anakku ibu minta maaf kamu harus menanggung semua ini, terimakasih kamu telah menahan ibu untuk tetap disini, ibu janji ibu akanmencari usaha disini dan setelah ibu punya uang kamu juga melanjutkan sekolah ya” sembari tangannya membelai lembut wajah ryan