"Your beliefs become your thoughts, Your thoughts become your words, Your words become your actions, Your actions become your habits, Your habits become your values, Your values become your destiny.”
― Mahatma Gandhi

Terimakasih pahlawa-pahlawanku

Sabtu, 21 April 2012
" Tak ada setetes darahpun yang tak berharga untuk harapan demi negeriku "

Malam ini bulan elok membentuk senyum, lengkungan yang indah bersinar menemani para pujangga malam. Bintang setia membentuk beribu rasi yang aku sendiri tak tau apa bentuk dan maksudnya. Jendela kamarku terbuka lebar angin malam tak segan tuk menyapa untuk hanya sekedar melelehkan hati yang beku, membelai rambut memeluk tubuh tanpa ragu. Aku terpaku diam tak banyak kata hanya sesekali hembusan nafas yang terdengar risau bercampur angin malam. Dalam sepi aku teringat sebuah kalimat yang takkan pernah aku lupakan dari seorang yang arif di setiap perjalannan hidupnya. Beliau berkata begini " saya tak pernah menyesal lahir di negeri ini saya tak akan pergi dari negeri ini bahkan keinginanpun tak punya, terserah mau seberapa rusah hancurnya sistem pemerintah untuk mensejahterakan rakyat dan disitulah seharusnya saya, membangun memajukan mensejahterakan lagi rakyat negeri ini agar dapat aman menginjak tanah negeri ini. Darah ayah saya juga teman-teman seperjuangan adalan alsan kita merdeka"  Aku merenungi kata-kata kakek yang begitu menggebu berkata pada setiap cucunya tak pernah bosan mengulang menasehati dan bilang begini " Kau boleh tak jadi tentara, poisi bahkan presiden kakek juga tak tau apa presiden itu selalu benar memilih menteri untuk membela rakyat negeriini. Tapi jadilah kamu dokter, guru, yang bisa mengobati rakyatnya mengajari rakyat sehingga tak ada lagi rakyat yang tidak tau perjuangan besar bangsa terdahulu agar mereka tau balas budi" ahh-- iya soal balas budi itu sedikit lagi kek lazu pasti balas budi walau tidak dengan rakyat langsung tapi dengan rakyat negeri ini. Lazu bisa mengobati banyak pasien dan melindungi rakyat negeri ini setidaknya lazu bisa menjaga tanah ini agar selalu aman damai tentang sejahtera lazu kan juga rakyat biasa lazu akan berusaha semampu lazu agar orang lain juga bisa sejahtera tidak harus lewat pemerintah tapi lazu bisa menggnakan cara dan kemampuan yang lazu miliki. Lazu ingat betul cerita kakek tentang ayah kakek, kakek yang membuat lazu paham arti balas budi kepada negeri ini.
" lazu hidup ini adalah roda kita ada di setiap poros itu walau harus memulainya dari bawah tak masalah karena tuasnya ada di kita jadi tak perlu ragu untuk maju, roda itu memang tidak terlihat tapi getarannya selalu bisa di rasakansaat menjalani hidup ini. Menjadi seorang ksatria yang rela berkorban bukan seperti ksatria kesiangan yang datang setelah masalah selesai, tapi ksatria yang datang lebih dulu untuk memberantas ketidakadilan, membela tanah air tanpa ragu jika harus nyawanya yang menjadi taruhan. Mereka itu adalah pahlwan kita lazu, kakek kakekmu dulu yang menjadi tentara rela meninggalkan istri , anak dan keluarga demi negeri ini. Ya.. kakek ini belajar dari ayah kakek  beliau sangat teguh pendiriannya beliau berpsan pada kakek "jika ayah tak kembali dan negeri ini belum merdeka, kau khafi yang melanjutkan perjuangan ini, tapi jika ayah tak kembali dan negeri ini merdeka bejanjilah kau yang harus menjaganya agar tetap aman tak perlu menjadi tentara tapi carilah profesi yang bisa melindungi rakyat memajukan negeri ini agar tidak di jajah lagi. Ayah tak pernah menyesal jika nyawa ayah harus menjadi taruhannya bahkan jika nyawa ayah harus benar-benar di taruh, ayahikhlas asal negeri ini merdeka.                                               -to be continue

0 komentar: