"Your beliefs become your thoughts, Your thoughts become your words, Your words become your actions, Your actions become your habits, Your habits become your values, Your values become your destiny.”
― Mahatma Gandhi

secngkir cokelat #10

Rabu, 12 Juni 2013

“kerjaan kantorku menumpuk lagi”
nafasnya terasa berat melihat setumpuk pekerjaan yang belum ia selesaikan, secangkir cokelat di tangannya ia taruh di atas meja dan kembali pada kursi kerjanya. Mencoba berkompromi dengan situasi yang sedang ia hadapi. Hari ini adalah hari ke 10 ia merintis usahanya, membuat perusahaan ayahnya kembali bersinar setelah 10 tahun ayahnya meninggal dunia dan mengabaikan perusahaan yang sempat menjadi tranding topik. Perempuan yang akrab di panggil Ririn ini adalah anak pertama dari 3 bersaudara, kini dia menjadi tulang punggung keluarganya, kedua adik kembarnya yang sangat ia sayangi masih berusia 12 tahun. Ibunya tak pernah memaksakan Ririn untuk bekerja keras, apalagi sampai terlalu malam, tapi Ririn dengan jiwa sulungnya mengambil resiko itu. Ia rela begadang tiap malam demi kedua adiknya dapat melanjutkan sekolah yang tinggi, ia tak mau melihat ibunya terlalu capai banting tulang demi menghidupi asap di dapur. Cukup sepuluh tahun ia membuang waktu untuk meratapi kepergian ayahnya, cukup untuk menimba ilmu dengan
kecepatan yang minimum, dan sudah cukup ibunya berkorban untuk memenuhi segala
kebutuhan, sandang pangan, dan papan kehidupan mereka. setidaknya ia masih mempunyai
kebun cacao walau sudah hampir tak terurus. Ia mengamati dan mencermati lagi kertas-kertas kerjannya, di temani secangkir coklat panas , terlepas dari itu masih ada semngat yang menggebu di dalam dadanya.
Malam semakin larut, saat tengah malam datang ia sempatkan bersujud kepada Allah, memohon dan meminta pertolongan dari yang Maha Kuasa. Karena ia tau bahwa tak ada lagi tempat yang pantas untuk kita menggadu, meminta petunjuk dan di beri ketabahan untuk mejalani setiap proses yang harus di lewati dalam hidup ini.

Usiannya masih 13 tahun saat ayahnya meninggal dunia, dan kedua adiknya berumur 2 tahun yang harus rela menerima suratan takdir  ini. Ibunya begitu tegar menghadapi segala cobaan yang menimpa keluarganya, ibunya sadar bahwa setelah ini akan banyak cobaan di depan sana yang akan ia hadapi. Dulu saat kekayaan begitu melekat dengan keluarganya, mereka sungguh sangat di puja dan di puji, tapi sekarang mereka tu bahwa hidup ini bukan sekadar pujian tapi adalah ujian.

0 komentar: