"Your beliefs become your thoughts, Your thoughts become your words, Your words become your actions, Your actions become your habits, Your habits become your values, Your values become your destiny.”
― Mahatma Gandhi

87 episode 2 #4

Rabu, 05 Juni 2013

..walau terkadang pikiran kita tak selalu selaras, jadi sedikit perselisihan tak jarang terjadi. Pemilihan ketua angkatan yang baru dilakukan, kami dikumpulkan di lapangan mendengarkan penjelasan dari ketua angkatan yang lama (waktu MTS) . Aku tak peduli apa yang mereka bicarakan, ketua angkatan? , aah, aku Cuma memikirkan nasibku. Perjalananku di madrassah baru berjalan satu minggu, 3 hari fortasi dan selanjutnya pelajaran di dalam kelas, dan itu saja sudah membuat teman kelasku keluar dari sekolah (yang anak baru). Ada satu alasanku untuk tetap bertahan disini yaitu tidak lain tidak bukan adalah kedua orngtuaku, aku tak mau mengecewakan mereka, sesulit apapun adaptasiku disini. Kalian tau apalah arti sebuah perjalanan tanpa ridho orantua, THAT’S NOTHING, maka aku memilih ridho orang tuaku. Masuk kekeluhan yang pertama, tentang pelajaran! (OMG ga ada yang lebih susah apa) keluhanku terdapat pada pelajaran bahasa arab, bukan bahasanya tapi bagaimana kamu merangkai bahasa arab sesuai dengan hmm bisa dibilang grammarnya. Aku tak bilang pada ibuku betapa bingungnya aku menerima pelajaran bahasa arab, yang ku katakan saat ibuku bertanya “bagaimana pelajaran sekolahmu?” “ susah, tapi temanku banyak juga yang belum bisa” kata ibuku “ ya sedikit-sedikit kamu pasti bisa” demi menjaga harapannya kukatakan “ya insya allah”. Setiap malam kami anak baru mengobrolkan hal yang hampir tiap hari sama yaitu, bagaimana cara kita buat ngomong ke orangtua kita bahwa kita tak betah disini?, ngalor ngidul ngetan ngulon pembicaraan tak ada ujungnya. Saat mereka mencoba berkata lewat ujung telepon yang di katakan orangtua mereka adalah “ nak coba dulu satu tahun jika kamu tak bisa nanti kita lihat bagaimana baiknya” yaaa rata- rata orangtua berbicara seperti itu. Aku sendiri tak bilang pada orangtua ku kalau aku tidak betah disini, yang kupikirkan bukan perasaanku saja tapi bagaimana perasaan orangtuaku yang telah susah payah mencari uang untuk menyekolahkan aku disini. Okke sebenarnya kita tau tapi kadang teman-temanku juga masih ababil jadi pemikiran pemikiran yang pendek menguasai perasaannya. Waktu itu satu kamarku ada 8 orang dan yang memutuskan untuk keluar ada satu anak, tadinya aku tak percaya dia mau pindah tapi, karena menuruku dia tak banyak cerita tentang dia ingin pindah kenyatan berkata lain. Sebelum dia pindah dia membagikan kertas binder dan menyuruh kita mengisi biodata, kupikir tak ada apa-apa makanya aku isi saja, ehh besoknya ga ada angin ga ada hujan dia malah pindah, katanya “ kalian disini saja aku sudah memilih untuk tidak berjalan disini, semoga kalian sukses ya”. Kitapun berpelukan, hah menangis lagi, ahhsudahlah biarkan air mengalir dengan derasnya perasaan yang membawa emosi. Satu pergi tumbuh seribu, okke jadi anak kamarku tinggal 7 orang, tak apa, masing-masing dari kita mencoba mendamaikan hati kita masing-masing berkata “ all is well” . Esok pagi bersiap tuk sambut hari yang lebih cerah. Continued

0 komentar: