Terdiam menopang dagu
berlari dengan angan-angan
mencari cari pintu yang masih terbuka
atau seseorang mau membukakannya untukku
Aku tau aku yang harus mempertahankannya
Membagi waktuku untuk satu pintu ini
menyeimbangkan ujungnya agar tak oleng,
mungkin angin sedikit nakal
tapi tumpuanku kan tetap kokoh
karena aku ingin menggapai anganku
Aku tau aku bisa !
Waktu berjalan begitu
cepat, ooh tidak bahkan dia berlari,
dulu saat aku TK yang ku tau waktu adalah permainan hanya waktu malam
saja, waktu beristirahat. Saat sekolah dasar aku masih belum menghargai waktu karena
yang kutau waktu itu harus dihabiskan terserah
bagaimana mau menggunakan waktu, main? Belajar? TPA?tidur? tanpa tau cara
terbaik membuang waktu. Sekolah menengah pertamaku, di bangku SMP aku lebih
menghargai waktu karena aku lebih bisa menggunakan waktu, untuk acara-acara
sekolah, kegiatan pengglang inti, dan masih banyak lagi, walaupun setiap
minggunya aku tak absen jalan, sekadar ngobrol sana sini. Masa Aliyahku, aku
lebih sangat menghargai waktu, karena aku di tumpuk oleh kegiatan yang padat
mencabangkan diri ku pada berbagai kegiatan. Aku sadar bahwa waktu itu bukan
sekadar permainan, bukan seperti makanan yang harus di habiskan begitu saja
tanpa ada yang tersisa dan hanya berakir di tempat pembuangan. berlari dengan angan-angan
mencari cari pintu yang masih terbuka
atau seseorang mau membukakannya untukku
Aku tau aku yang harus mempertahankannya
Membagi waktuku untuk satu pintu ini
menyeimbangkan ujungnya agar tak oleng,
mungkin angin sedikit nakal
tapi tumpuanku kan tetap kokoh
karena aku ingin menggapai anganku
Aku tau aku bisa !
karena waktu juga usiaku semakin bertambah, karena waktu juga aku lebih dewasa, dan karena waktu juga yang mempertemukan kita (ekhem). Tapi mengapa kadang waktu tak berpihak pada kita, saat aku harus memilih salah satu dari pilihanku, atau saat aku harus menunggu dan itu sungguh lama. Katanya orang “ tanpa kesempatan kita tidak akan berjalan dengan waktu, tanpa kesempatan kita tidak akan disini, karena waktu tidak pernah sendiri ia juga menemukan pasangannya untuk mencapai sebuh tujuan, misal, saat kita ingin pergi haji sebenarnya kita memiliki waktu tapi disisi lain kita belum punya kesempatan karena tidak memiliki uang misalnya, atau saat kita memiliki kesempatn kita tidak bisa datang karena kita harus memilih mau ke kanan atau ke kiri dengan porsi yang sebenarnya sama”
Aku mencoba membagi waktu dengan apa yang sudah aku pilih, karena aku tau aku ingin mencapai tujuan ku. Terimakasih Sang Pemilik waktu telah mengarahkanku pada pintu ini, akan ku coba terus mempertahankannya, bukan hanya menahannya tapi terus mencoba tiang yang paling tinggi.
0 komentar:
Posting Komentar