Tersadar dalam semua
mimpi dan kembali dalam dunia nyata yang penuh dengan kebobohongan hidup dan
kejadian yang mengerikan.
Ia
harus rela membiarkan ibunya pergi untuk mencari sesuap nasi .
“rasanya berat membiarkan ibu bekerja di negeri orang,
karena itu sama dengan mempertaruhkan hidupnya” desah ryan dalam hati .
Seharusnya ia bisa
menjadi tulang punggung keluarganya setelah ayahnya meninggal karena
sakit-sakitan .Umurnya memang masih 13 th tetapi dia mempunyai rasa
tanggungjawab kepada keluarganya cukup besar.Ia tidak mau kehilangan anggota
keluarganya lagi, cukup dengan merelakan ayahnya sudah ssangat menyiksa
batinnya.Ia pikir ia dan ketiga adiknya bisa hidup cukup dengan bekerja
serabutan di daerah tempat tinggalnya.Tapi pemikiran itu bertolak belakang
dengan pikiran ibunya,ibunya ingin ryan dan ke 3 adiknya meneruskan sekolah
kembali setelah terputus karena tidak bisa membayar uang bulanan.padahal
baru-baru ini ia mendengar bahwa tki yang bekerja di luar negeri kebanyakan
pulang tanpa nyawa .
“kita tidak akan tau
apa yang tejadi kelak kamu jangan mendahului takdir tuhan percayalah ibu akan baik-baik saja disana” ibunya
mencoba membujuk
“ ibu, ibu tidak usah repot repot pergi, biar ryan yang cari uang, ryan gapapa ga sekolah asal adik-adik sekolah dan ibu tidak pergi” sekali lagi ryan mencoba meyakinkan ibunya.
“ibu ryan bukan tidak percaya ibu akan baik-baik saja, tapi ibu disini lebih di perlukan untuk adik-adk, mereka masih kecil bu untuk di tinggal ayah apalagi ibu sekarang mau pergi, ibu ryan janji, ryan akan bekerja keras, asal ibu jangan pergi”
Hujan turun dengan derasnya sederas air mata ibu ryan ketika anak sulungnya, mencoba membujuknya, dengan keikhlasan membantu biaya hidup keluarganya.
Hidup kadang menyudutkan kita pada tindakan yang tak pernah kita lakukan sebelumnya, disinilah saat pilihan pilihan muncul dengan berbagai alasan untuk yang lebih baik, tapi kita tidak tau mana yang baik untuk kita, disitulah iman kita akan bertanya dimana kamu akan membawanya, apakah berjalan pada tempatnya ataukah kamu membuatnya semakin menjauh dari Allah, maka dekatkan lagi pemilik alam semesta ini agar kamu benar berada di jalanNya.
“anakku, ibu sangat sayang pada kalian, hanya kalian lah harta ibu paling berharga, Ryan anakku ibu minta maaf kamu harus menanggung semua ini, terimakasih kamu telah menahan ibu untuk tetap disini, ibu janji ibu akanmencari usaha disini dan setelah ibu punya uang kamu juga melanjutkan sekolah ya” sembari tangannya membelai lembut wajah ryan
“ ibu, ibu tidak usah repot repot pergi, biar ryan yang cari uang, ryan gapapa ga sekolah asal adik-adik sekolah dan ibu tidak pergi” sekali lagi ryan mencoba meyakinkan ibunya.
“ibu ryan bukan tidak percaya ibu akan baik-baik saja, tapi ibu disini lebih di perlukan untuk adik-adk, mereka masih kecil bu untuk di tinggal ayah apalagi ibu sekarang mau pergi, ibu ryan janji, ryan akan bekerja keras, asal ibu jangan pergi”
Hujan turun dengan derasnya sederas air mata ibu ryan ketika anak sulungnya, mencoba membujuknya, dengan keikhlasan membantu biaya hidup keluarganya.
Hidup kadang menyudutkan kita pada tindakan yang tak pernah kita lakukan sebelumnya, disinilah saat pilihan pilihan muncul dengan berbagai alasan untuk yang lebih baik, tapi kita tidak tau mana yang baik untuk kita, disitulah iman kita akan bertanya dimana kamu akan membawanya, apakah berjalan pada tempatnya ataukah kamu membuatnya semakin menjauh dari Allah, maka dekatkan lagi pemilik alam semesta ini agar kamu benar berada di jalanNya.
“anakku, ibu sangat sayang pada kalian, hanya kalian lah harta ibu paling berharga, Ryan anakku ibu minta maaf kamu harus menanggung semua ini, terimakasih kamu telah menahan ibu untuk tetap disini, ibu janji ibu akanmencari usaha disini dan setelah ibu punya uang kamu juga melanjutkan sekolah ya” sembari tangannya membelai lembut wajah ryan
0 komentar:
Posting Komentar