Walaupun
kami tak merasakannya kita juga ikutan sakit, membayangkannya saja sudah buat
kita ngomel-ngomel. Dulu saat kita masih satu atap pasti kita menyelesaikannya
bersama-sama,bergerombol cingcong sana cingcong sini, sekarang sih juga
bersama-sama cuman lewat alat komunikasi, tempat kita berpencar pula.
Dari jejaring sosial dia mengenalnya dan dari jejaring sosial pula dia menghianatinya. Untuk alasan apapun kita tidak terima kalau teman kami di hianati, apalagi dia orang yang baik, mungkin cowonya dulu baik tapi sekarang mungkin sudah berubah dan belangnya jadi sangat terlihat.
Dari jejaring sosial dia mengenalnya dan dari jejaring sosial pula dia menghianatinya. Untuk alasan apapun kita tidak terima kalau teman kami di hianati, apalagi dia orang yang baik, mungkin cowonya dulu baik tapi sekarang mungkin sudah berubah dan belangnya jadi sangat terlihat.
Aku tak habis pikir cewe yang jadi selinghkuhannya,
ko mau maunya jadi cewe selingkuhan harusny unutuk alasan apapun ketika cowonya
merayu kamu tolak, ga tau apa giamana sakitnya, hati hati aja sih kalau
misalnya besok-besok kamu yang di gituin,bukan aku nyumpahin tapi hukum alam
masih berlaku men.
Walaupun Dwi sudah tau bagaimana ia di sakiti oleh Aji, tapi Dwi tidak marah seperti kalau kami yang jadi dia (kalau aku yang jadi Dwi pasti udah aku bejek-bejek tu si Aji), Dwi selalu berpikir positif, berpikir jernih dan mencari solusinya, dan pada malmnya ternyata si Aji sms Dwi dia minta putus, smsnya Aji di kirim ke anak-anak dan kita berunding di dalam Hp, ini bukan maksud apa apa tapi ini demi harkat dan martabat wanita juga, kita ga boleh di injek injek sama cowo semau mereka.
kita sebagai teman Cuma bisa ngasih saran selebihnya Dwi lah yang mengambil keputusan, apakah dia mau putus baik baik ataukah dia mau putus dengan menyakiti si Aji dulu. Tapi karena Dwi orangnya baik dia putus secara baik-baik, tapi dia mau dia tidak bertemu Aji lagi, cukup mengingatnya saja sudah membuat sesak apalagi bertemu dengnnya, tidak karuan hati ini menahan sakit.
Dwi berterimakasih pada kita yang telah perhatian padanya, dia tidak tau kalau dia tidak ada kami (katanya sih begitu), okke masalah telah selesai. Takkan ada lagi cerita cerita seperti ini yang aku dengar dari temn temanku apalagi jangan sampai aku yang mengalaminya. Buat aku cukup satu hati untuk yang pertama dan terakhir (amin).
Walaupun Dwi sudah tau bagaimana ia di sakiti oleh Aji, tapi Dwi tidak marah seperti kalau kami yang jadi dia (kalau aku yang jadi Dwi pasti udah aku bejek-bejek tu si Aji), Dwi selalu berpikir positif, berpikir jernih dan mencari solusinya, dan pada malmnya ternyata si Aji sms Dwi dia minta putus, smsnya Aji di kirim ke anak-anak dan kita berunding di dalam Hp, ini bukan maksud apa apa tapi ini demi harkat dan martabat wanita juga, kita ga boleh di injek injek sama cowo semau mereka.
kita sebagai teman Cuma bisa ngasih saran selebihnya Dwi lah yang mengambil keputusan, apakah dia mau putus baik baik ataukah dia mau putus dengan menyakiti si Aji dulu. Tapi karena Dwi orangnya baik dia putus secara baik-baik, tapi dia mau dia tidak bertemu Aji lagi, cukup mengingatnya saja sudah membuat sesak apalagi bertemu dengnnya, tidak karuan hati ini menahan sakit.
Dwi berterimakasih pada kita yang telah perhatian padanya, dia tidak tau kalau dia tidak ada kami (katanya sih begitu), okke masalah telah selesai. Takkan ada lagi cerita cerita seperti ini yang aku dengar dari temn temanku apalagi jangan sampai aku yang mengalaminya. Buat aku cukup satu hati untuk yang pertama dan terakhir (amin).
0 komentar:
Posting Komentar