"Your beliefs become your thoughts, Your thoughts become your words, Your words become your actions, Your actions become your habits, Your habits become your values, Your values become your destiny.”
― Mahatma Gandhi

87 #3

Selasa, 04 Juni 2013
Hari ini aku akan bercerita tentang angkatanku, Crezzaider 87. Aku mengenal mereka saat aku masuk MA, ya awalnya aku tak mengerti yang aku tau kita adalah teman, tapi kata mereka kita adalah “keluarga”. Okke aku akan menceritkannya mulai dari perkenlanku dikelas, “ namaku Inas Sany asal Tegal” kami berkenalan satu persatu di pandu wali kelas kami. Oiya sebelumnya, kalian perlu tau sekolahku mempunyai dua tingkatan satunya MTS yang satunya lagi MA, jadi ada yang meneruskan dari MTS ke MA dan ada yang masuk mulai dari MA, dan kami mengenalnya dengan sebutan anak baru dan anak lama. Dan madrassahku adalah madrassah yang mempunyai sistem boarding,  rata-rata dari kami adalah anak perantauan. Kembali ke dalam kelasku, kelas X MA ku diisi oleh tangisan, mengapa? Aku merasa aku tak tahan jauh dari orangtua bukan aku saja tapi teman-teman baruku jga merasakan hal yang sama, kami tau bahwa kebiasaan kami bergantung pada orangtua dirumah berdampak pada saat kita jauh dari mereka, alhasil kami menangis bersama-sama di dalam kamar. Merasa senasib, kita tak sungkan untuk menangis dan menangis, dan disinilah kita di uji apakah saat kita menangis sudah bisa menghilangkan rasa yang tertinggal ataukah kita tak tahan sehingga kita mengundurkan diri dari perjungan yang belum kita mulai. Aku tau bahwa ortuku memilihkan ini pasti dengan alasan buatku menjadi lebih baik tidak sekedar mengejar dunia tapi akhiratpun datang dengan senyuman. Okke kesadaran kadang datang telat, jadi aku akan menceritakkan kesadaran itu di akhir cerita. Kembali ke kelasku, aku mulai mencoba mengenal mereka otomatis daerah asalnyapun aku tau, karena pasti pertanyaannya begini “ inas”(sambil salaman) “cindai”  “darimana” “dari Tegal,kamu?” “dari Kalimantan” karena bingung harus memulai pertanyaan apa, daripada di bilang sombong mending 3S (senyum, salam, sapa). Kita bukan anak terdampar apalagi tersesat disini, kita sengaja dikirimkan untuk menimba ilmu, tapi aku merasa seperti anak yang terdampar dikota orang dan tak tau cara memulai semua ini. Okke, memang tidak semua orang berpikir pendek seperti aku jadi temanku yang tak mau terlarut dalam nasib, dia yang memulai inisiatif buat kita ga sedih-sedih dan mengajak kita jalan-jalan ke Malioboro!!! . Aku jalan ke malioboro bareng anak sekamar (bayangin jalan kaki ke malioboro bersepuluh, OMG itu udah kaya orang mau pawai, udah pakaian kaya orang udik, muka polos, yaah itu dulu, terserahlah apa persepsi mereka). Malioboro memang tidak jauh dari asramaku, tapi saat kamu tak tau arah, itu Jauhh!, aku ingatkan kita adalah anak kelas 9 yang seharusnya memiliki sedikit kedewasaaan, tapi nyatanya? Jangan tanyakan. Awal masa sekolahku di MA, berjalan dengan adaptasi yang cukup lama, dan disinilah teman-temanku mengambil peran. Kami memang berbeda-beda tapi sesuai dengan semboyan negara kita yaitu “ Bhineka Tunggal Ika” maka kita menyatukan segala perbedaan. Mereka mandekatku dengan keramahan walau terkadang.... continued

0 komentar: