Kau
jauh melangkah melewati batas waktu, sahabat kecilku masihkah kau ingat aku?
Masa
kecilku alhamdulillah berjalan dengan semestinya anak-anak pada umumnya, dan
aku mempunyai tiga orang sahabat kecilku umur kita hanya berjarak satu tahun.
Ova dia yang paling tua diantara kita jaraknya satu tahun lebih tua dari aku, 2
tahun lebih tua dari Lia dan Ara. Kita sahabatan karena rumah kita berdekatan
dan kita memang masih ada ikatan sodara jika di silsilahkan. Kami selalu
bermain bersama, kesana kesini selalu bersama, tapi ya namanya juga anak kecil
kadang kami berebut dalam memiliki sesuatu. Saat itu aku masih duduk di taman
kanak kanak, saat aku dan ara pulang ke rumah karena memang tk kita dekat
dengan rumah kita, Cuma nyebrang doang.
“
ara nyebrangnya nanti dulu” aku memegang tangan ara dan menariknya untuk
menunggu bu guru menyebrangkan kita,
ara berusaha melepaskan tanganku dengan raut wajah yang kesal dan berteriak teriak
ara berusaha melepaskan tanganku dengan raut wajah yang kesal dan berteriak teriak
“
aku mau pulang” waktu itu dia ingin membeli mainan dan ingin pulang dulu
meminta uang pada ibunya, tapi ibu guru kami sedang rapat, teman teman yang
lainpun sudah pulang, kami yang tadi masih man ayunan dan tiba tiba penjual
harumanis datang menawarkan mainan pada kami, ara pengen membeli mainan itu.
Aku
terus menahan tubuhnya dengan menarik narik tangannya karena di depan banyak
kendaraan, aku takut ara kenapa napa.
Brukkk! “Araaaa!” aku berteriak sekencang mungkin”
dalam sadarku aku sedang memegang lengannya tapi ternyata genggaman tangan lepas, Ara lari dan tidak melihat jalan. Ara kecelakaan di tabrak motor, ia segera di bawa kepuskesmas, tadi setelah aku berteriak banyak orang orang yang datang dan menolongnya, termasuk orang yang nabrak tadi. Luka Ara tidak terlalu serius, dia hanya lecet dan jiwanya yang shook.
Aku yang tadi bersama Ara jadi narasumber berbagai pertanyaan mengapa ini bisa terjadi?, aku menjawab dengan keluguanku, pertanyaan-pertanyaan orangtuanya, orangtuaku, para tetangga, semua ku jawab apa adanya.
Brukkk! “Araaaa!” aku berteriak sekencang mungkin”
dalam sadarku aku sedang memegang lengannya tapi ternyata genggaman tangan lepas, Ara lari dan tidak melihat jalan. Ara kecelakaan di tabrak motor, ia segera di bawa kepuskesmas, tadi setelah aku berteriak banyak orang orang yang datang dan menolongnya, termasuk orang yang nabrak tadi. Luka Ara tidak terlalu serius, dia hanya lecet dan jiwanya yang shook.
Aku yang tadi bersama Ara jadi narasumber berbagai pertanyaan mengapa ini bisa terjadi?, aku menjawab dengan keluguanku, pertanyaan-pertanyaan orangtuanya, orangtuaku, para tetangga, semua ku jawab apa adanya.
Walau
kita sahabat kita tidak satu sekolah lagi saat SD, SMP, ataupun, SMA, kami
berbeda pendapat setelah masa taman kanak kanak kami. Saat di rumah kami selalu
bermain bersama, berlari-lari, masak-masakan, main boneka, yeye, bnyak deh
pokoknya. Kita jarang membicarakan teman sekolah kita, karena pulang SD kami
berbeda, aku pulang jam 14.00, ara jam 12.00, lia jam 13.00, ahh iya Ova sudah
pindah rumah waktu itu. Jarak kami semakin renggang saat kami naik ke tingkat sekolah yang lebih
tinggi,
0 komentar:
Posting Komentar