"Your beliefs become your thoughts, Your thoughts become your words, Your words become your actions, Your actions become your habits, Your habits become your values, Your values become your destiny.”
― Mahatma Gandhi

Satu Langkah #26

Jumat, 28 Juni 2013
“kuenya enak,” aku asik sekali menghabiskan kue yang di buat sahabatku  “iya, aku dapat resep dari majalah, trus iseng-iseng bikin”  lili senyum-senyum sendiri melihat sahabatnya dengan lahap memakan kue buatannya.
            Hujan di luar membuat suasana di dalam rumah semakin hangat, kehangatan yang dirasakaan oleh kedua sahabat ini, menikmati secangkir teh ditemani dengan kue beraroma coffe. Indah terasa indah saat kita terbuai dalam kehangatan lingkar sahabat, tawa dan canda khasnya membuat siapa saja betah berlama-lama dekat dengannya.
“lili, kapan-kapan buat yang banyak terus kita jualin dech” aku masih dengan posisi duduk dan memakan habis kue yang tersisa di piring. “iya, rinai, aku juga maunya gitu tapi lihat ntar dech, pelan-pelan rinai makannya” lili melihatku seperti orang yang tak pernah makan setahun. Yaa, maklumlah aku ini kan anak kos, dan lili anak rumah yang terjamin makan tiga kali sehari.
“jangan ntar ntar,keburu ada yang duluin loh, aku bakal bantuin kamu promosi di kampus dech, uhukk, uhuukk” aku buru-buru mengambil minum, karena makan sambil ngomong, aku jadi tersedak. “rinai makannya, ngomong tu makanan di mulut di habisin dulu, jadi kesedakkan” alis mata lili mulai mengkerut melihat aku tersedak.
                                                                        -ooo-

“kue, kue, boleh di buktikan keenakkannya” aku jalan kesana, jalan kesini, balik kesana, balik kesini, mondar mandir kayak setrika Cuma buat nawarin kue buatan sahabatku, lili.
“ini mas, mba, ga bakal nyesel ko” lili juga sama seperti aku sibuk menawari kue, tersenyum ramah, berkata bahwa kue ini tidak ada tandingannya, kue ini lebih enak daripada kue yang ada di hotel bintang lima, padahal kami juga tidak pernah makan kue yang ada di hotel bintang lima, anggap saja begitulah. Hari pertama kami berjualan kue yang lili buat ada 30 biji dan sisanya Cuma keranjangnya doang, artinya hari ini kami berhasil menjual habis kuenya. Lili senang sekali karena ia belum pernah mendapat uang sendiri dari hasil keringatnya, oiya tentunya keringat ku juga ikut menyumbang, aku juga ikut senang. Kami pulang dengan membawa senyum di wajah,uang ini adalah bukti bahwa kita bisa cari uang sendiri dengan bakat yang kita miliki. Ini baru awal kawan, di depan sana akan ada banyak hal yang dapat kita lakukan, dengan manfaat yang lebih besar pengaruhnya, baik untuk diri kita bahkan juga untuk orang lain.
            

0 komentar: